Asian Development Bank mengundang Prakerja untuk berbagi dalam forum Community Resilience Partnership Program (CRPP) 26-28 Februari di Bangkok, Thailand. Fokus utama CRPP Partnership Forum tahun ini adalah “Keterampilan untuk Komunitas yang Tahan terhadap Perubahan Iklim.” Dalam konteks masa depan yang penuh ketidakpastian, masyarakat perlu beralih ke mata pencaharian baru yang lebih tahan dan adaptif terhadap dampak negatif perubahan iklim. Untuk itu, keterampilan yang relevan dan adaptif menjadi kunci bagi masyarakat lokal untuk melakukan transisi dan terlibat dalam penghidupan yang berketahanan. Dalam forum antar negara yang dibuka oleh Ayako Inagaki selaku Senior Director, Human and Social Development, ADB. Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari bersama Rhodora G. Alday, Bureau Director, Policy Development and Planning Bureau, DSWD dari Filipina dan Naveed Akbar, Director General, Integrated Social Protection Development Program, Benazir Income Support Programme (BISP) dari Pakistan diminta membagikan pengalaman tentang perlindungan sosial adaptif. Turut hadir juga perwakilan dari negara Nepal, Laos, Kamboja, Timor Leste dan Vanuatu pada sesi ini.
Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP), dalam diskusi panel Pre-Community Resilience Partnership Program Forum Workshop, mengawali dengan menyampaikan konteks Indonesia. “Berdasarkan data Bappenas, daerah pesisir menjadi kawan yang paling terdampak oleh perubahan iklim di Indonesia. Menariknya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan dari total desa yang ada, sebanyak 16,5% atau sekitar 13.365 desa berada di wilayah pesisir. Dimana 42% dari desa pesisir justru memiliki dominasi penduduk yang bekerja di bidang pertanian,” ungkap Denni.
Menyadari bahwa digitalisasi bisa menjadi salah satu kunci bagi pemerintah untuk menjangkau masyarakat pesisir, Prakerja hadir menyediakan program pengembangan keterampilan berskala besar untuk memfasilitasi akses pelatihan bagi masyarakat luas dengan menggunakan layanan digital end-to-end. Tidak hanya peserta di wilayah pesisir, tapi semua penerima Program Kartu Prakerja memiliki opsi waktu berlatih dengan ketersediaan kelas malam dan kelas akhir pekan yang memungkinkan peserta untuk tetap dapat mengikuti pelatihan meski memiliki kesibukan di siang hari. “Karena di Prakerja, 60% peserta pernah atau sedang bekerja, entah itu sebagai karyawan atau memiliki usaha kecil,” ujar Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja. Hasilnya, Survei Evaluasi MPPKP 2020-2021 turut mengkonfirmasi bahwa layanan end-to-end digital turut berkontribusi terhadap peningkatan orang bekerja dan belajar melalui internet di daerah pesisir; mengatasi halangan untuk belajar dan beradaptasi menghadapi tantangan perubahan iklim ke depannya.
Pada kesempatan yang sama, Denni juga menguraikan bagaimana Prakerja telah memberikan kesempatan reskilling bagi penerima manfaat untuk memperoleh keterampilan baru untuk beralih ke peran pekerjaan yang berbeda. “Secara statistik, sebanyak 12% dari Peserta Program Kartu Prakerja yang sebelumnya bekerja di sektor pertanian maupun perikanan ternyata bekerja di luar sektor pertanian dan perikanan dimana pendapatan mereka meningkat sebesar 12%. Sedangkan mereka yang tetap bekerja di sektor pertanian dan perikanan income-nya meningkat sebanyak 8%” jelas Denni. Ini menunjukkan bahwa Prakerja memberikan kebebasan memilih berbagai pilihan pelatihan kepada peserta untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Dalam konteks transisi hijau, Prakerja memainkan peran vital dengan menyediakan pelatihan berbasis green economy. “Untuk pertanian, jenis kursus yang tersedia, misalnya pestisida ramah lingkungan, cara mendaur ulang sampah, kami terus perbarui dan tingkatkan dengan menambahkan kursus yang relevan dengan ekosistem,” ungkap Denni. Ini menunjukkan bagaimana Prakerja beradaptasi dengan kebutuhan pasar kerja saat ini dan proaktif dalam mengantisipasi kebutuhan masa depan, terutama dalam konteks ekonomi hijau.
Prakerja berupaya keras untuk memastikan bahwa setiap peserta, tidak peduli latar belakang atau kondisi mereka, memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kompetensi dan beradaptasi dengan tantangan global. Melalui inisiatif seperti ini, Prakerja membuktikan dirinya sebagai program yang tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan individu, tetapi juga pada pembangunan ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia, dengan pandangan ke depan yang berkelanjutan dan adaptif dalam ketahanan perubahan iklim.